top of page

Vaksinasi Meningitis di KKP Halim

  • Bakuy the Sushi Traveler
  • 1 Feb 2018
  • 4 menit membaca

Diperbarui: 19 Jun 2020


Sebagai traveler yang bijak, kita harus mempertimbangkan resiko masak-masak sebelum memulai perjalanan. Salah satu cara termudah untuk mengurangi resiko antara lain dengan membeli asuransi perjalanan. Dengan adanya asuransi perjalanan, kita dapat sedikit lebih tenang sebab berbagai resiko seolah-olah sudah 'ditanggung' oleh si empunya asuransi. Beberapa negara bahkan menjadikan asuransi sebagai prasyarat dalam memperoleh visa. Misalnya, negara-negara Schengen.

Akan tetapi, masih ada resiko lain yang kerapkali dilupakan atau bahkan disepelekan oleh traveler. Resiko tersebut adalah kesehatan. Meskipun biaya medis sudah ditanggung pihak asuransi, tentunya kita tetap tak ingin terserang penyakit aneh-aneh sewaktu berkeliling dunia. Maka dari itu, kita pun harus ikut serta menerapkan upaya preventif agar terhindari dari berbagai penyakit saat sedang melancong. Mungkin ini akan menambah biaya, tapi ingat, kesehatan harus selalu menjadi prioritas.

Ada beberapa penyakit yang umum dialami traveler, antara lain meningitis, yellow fever, hepatitis, kolera, typhoid, malaria, rabies, dan japanese encephalitis, dan semuanya mempunyai vaksin pencegah. Perlu diingat bahwa pada saat melakukan perjalanan ke luar negeri, bukan berarti seluruh vaksinasi ini harus dilakukan secara bersamaan. Setiap negara memiliki epidemi masing-masing sehingga seringkali vaksinasi tertentu dibutuhkan saat berkunjung ke suatu wilayah, tapi tidak untuk ke wilayah lain. Misalnya, vaksinasi yellow fever sangat dianjurkan bagi teman-temankuy yang ingin traveling ke Amerika Latin, tapi tidak jika teman hendak berkunjung ke Tiongkok. Namun, vaksin-vaksin yang umum seperti hepatitis mungkin dibutuhkan ke manapun teman-temankuy akan berkunjung. Oleh sebab itu, sebelum keberangkatan, teman-temankuy diharapkan untuk bisa berkonsultasi dengan dokter atau bisa juga mengecek ke situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang ada di sini. Tinggal pilih menu search, masukkan destinasi negara yang dituju, dan informasi mengenai vaksin-vaksin yang sekiranya diperlukan pun keluar. Sangat mudah!

Note : beberapa vaksin membutuhkan surat rekomendasi dokter, oleh sebab itu berkonsultasi dengan dokter juga mungkin diperlukan.

Apa itu Meningitis?

Pada kesempatan kali ini, Bakuy akan menjelaskan mengenai vaksinasi meningitis. Meningitis atau radang selaput otak merupakan infeksi pada meninges (selaput pelindung) yang menyelimuti otak dan syaraf tulang belakang. Ketika meradang, meninges membengkak karena infeksi yang terjadi. Sistem saraf dan otak bisa rusak pada beberapa kasus. Tiga gejala meningitis yang patut diwaspadai adalah demam tinggi, sakit kepala hebat, dan leher yang kaku. Apabila tak segera diobati, meningitis dapat menimbulkan cacat otak permanen atau bahkan kematian.

Beberapa negara sudah menjadikan vaksin meningitis sebagai prasyarat pembuatan visa, misalnya Kerajaan Arab Saudi. Hal ini dilakukan demi menjaga keselamatan warga negara asing itu sendiri terutama pada saat menunaikan ibadah umrah/haji. Sebenarnya, Arab Saudi bukan negara endemi meningitis. Penyakit ini umumnya dibawa oleh jemaat haji/umrah yang datang dari Benua Afrika. Dikarenakan pada saat beribadah di tanah suci kontak antar-jemaat tidak bisa dihindari, maka Arab Saudi mewajibkan siapapun yang hendak beribadah ke sana untuk melakukan vaksinasi terlebih dahulu demi mencegah adanya penularan antar-jemaat.

Bakuy sendiri melakukan vaksinasi meningitis untuk melakukan trip ke Rusia bulan September-Oktober 2017 lalu. Walaupun Rusia bukan termasuk negara endemi meningitis, tapi Bakuy tetap berusaha menghindari resiko sebab Bakuy pernah punya kenalan yang terkena penyakit tersebut saat sedang liburan ke Istanbul (padahal Turki bukan termasuk negara endemi meningitis). Hal ini pun mendorong Bakuy untuk lebih berhati-hati dan tidak meremehkan penyakit ini.


Nah, masalahnya, di mana melakukan vaksinasi tersebut?

Vaksinasi Meningitis di Jakarta

Dulu, vaksinasi meningitis bisa dilakukan di beberapa rumah sakit yang ditunjuk Pemerintah, misalnya Rumah Sakit Haji di Pondok Gede. Akan tetapi, entah sejak kapan, peraturan tersebut sudah dihapus. Kini hanya beberapa Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang berhak melayani vaksinasi meningitis, tentu saja dengan lisensi resmi dari Pemerintah. Adapun KKP ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia terutama di dekat pelabuhan dan bandara internasional.


Note : selain di KKP, sepertinya beberapa rumah sakit juga bisa melakukan vaksinasi. Sebab, abangnya Bakuy pernah melakukan vaksinasi meningitis di RS Fatmawati tahun 2018 lalu.

Di Jakarta, salah satu KKP yang paling mudah dijangkau adalah KKP Soekarno-Hatta. KKP Soekarno-Hatta ini pun dibagi menjadi dua wilayah kerja (wilker), yakni Cengkareng dan Halim Perdanakusuma. Karena Bakuy masih kuliah di Depok, maka Bakuy memilih wilker Halim. Bagi teman-temankuy yang berada di wilayah lain, bisa memilih sendiri dengan memasukkan KKP terdekat kemudian memilih wilker yang sesuai.

KKP Soekarno-Hatta wilker Halim Perdanakusuma

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengisi formulir online yang ada di sini. Isi dengan selengkap-lengkapnya dan sejujur-jujurnya. Karena nomor paspor dibutuhkan, maka permohonan hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sudah mempunyai paspor.

Setelah pengisian formulir selesai, ikuti saja perintah selanjutnya dari situs tersebut. Waktu itu, Bakuy hanya diminta membawa print out formulir berikut paspor asli dan fotokopinya pada saat mendatangi KKP di tanggal yang sudah ditentukan.

Note : apabila wilker yang seharusnya ada tapi tidak muncul setelah memasukkan KKP, ada kemungkinan wilker tersebut sudah habis kuotanya untuk tanggal tersebut. Cobalah untuk memilih tanggal lain untuk memastikan ketersediaannya. Kuota mungkin bisa habis dengan cepat menjelang musim haji.

Pada saat hari H, datanglah ke KKP sesuai wilker yang telah disetujui dan kumpulkan berkas pada petugas untuk diperiksa. Mereka yang akan mengurus administrasi sementara teman-temankuy diminta melakukan pembayaran (waktu itu kalau tidak salah sebesar Rp355rb) di kasir. Biaya tersebut sudah termasuk buku kuning sebagai bukti vaksinasi, yang kemudian dilampirkan pada aplikasi visa jika teman-temankuy berniat apply visa Arab Saudi.

Setelah membayar, teman-temankuy hanya tinggal menunggu nama teman-temankuy dipanggil. Selamat! Teman-temankuy sudah menekan resiko tertular penyakit meningitis hingga 85%! Sekarang teman-temankuy tidak perlu lagi paranoid apabila melakukan perjalanan ke Timur Tengah dan Afrika. Tapi, tetaplah ingat untuk menjaga kesehatan selalu, ya! :)

Note : waktu terbaik melakukan vaksinasi adalah paling tidak sekitar 2 minggu sebelum keberangkatan, sebab vaksin tersebut membutuhkan waktu untuk dapat bekerja sepenuhnya.

You Might Also Like:

20220525_001003[1]
20190920_143037
20191207_141107
20220524_162459[1]
20191201_175832
20190918_081423%20(1)_edited
20190727_094635_edited
20190921_112855
20191202_124237
Church of the Savior on Blood, Saint Petersburg, Russia
About Me

Bayu, atau yang (belakangan ini) kerap dipanggil Bakuy, merupakan orang biasa yang memutuskan menjadi seorang solotraveler sejak tahun 2015. Pengalaman traveling-nya mungkin masih sangat minim, tapi kisah-kisah seru seorang solotraveler membuatnya tak tahan untuk tidak berbagi cerita dengan banyak orang

 

Read More

 

Join my mailing list

Bakuyyyy

Subscribe di sini ya teman-temankuy!

bottom of page